Ajak Nelayan dan PKL Gunakan Lampu Solar Cell
Guna menghemat penggunaan listrik dan BBM (bahan bakar minyak), Pemprov Jawa Timur kini berupaya menggunakan energi tenaga matahari (solar cell). Salah satunya dengan menerapkan penggunaan lampu solar cell bagi nelayan dan pedagang kaki lima (PKL).
"Saya berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan serta Dinas Koperasi dan UMKM untuk bisa menerapkan kebijakan hemat energi. Pemanfaatan energi matahari ini sangat potensial untuk menyalakan lampu penerangan guna membantu nelayan dan PKL dalam menjalankan aktivitasnya kata Kepala Balitbang (Badan Penclitian dan Pengembangan) Jatim, Priyo Darmawan.
Untuk nelayan, kata dia, bisa lebih hemat karena lampu solar cell yang dirancang mahasiswa dan alumni ITS (Institute Teknologi Sepuluh November) hanya butuh tenaga matahari untuk mengisi daya agar bisa digunakan mencari ikan. Selain itu, lanjut dia, lampu ini juga ada yang didesain tahan air sehingga bisa digunakan nelayan untuk menyelam saat mencari ikan.
Sedangkan untuk PKL, ujar dia, juga bisa lebih hemat. Pasalnya, jika PKL menggunakan lampu minyak harus mengeluarkan tambahan beli minyak tanah, maka dengan lampu solar cell, hal itu tidak lagi. "Kalau sehari butuh minyak tanah satu liter dengan harga perliter RP 10 ribu, maka sebulan butuh Rp 300 ribu dan setahun mencapai Rp 3,6 juta. Kalau pakai - lampu solar cell harganya hanya kisaran Rp 600 ribuan dan bisa digunakan bertahun-tahun ujarnya. Selain itu, lanjut dia, lampu solar cell didesain menggunakan lampu LED (light emmiting diode) sehingga lebih terang dan hemat energi serta tahan lama hingga 15 tahun. Untuk komponennya juga bisa tahan lama dan bisa digunakan hingga 25 tahun.
Guna merealisasikan program tersebut, pihaknya melakukan uji coba dan riset. Kini Balitbang Jatim berupaya menyosialisasikan penggunaan lampu matahari yang ramah lingkungan tersebut. Untuk memasarkannya, ia herharap bisa dikerjasamakan dengan koperasi atau toko yang dekat dengan nelayan dan PKL.kalau lampu dijual harga murah dan syukur kalau bisa diangsur pasti akan lebih meringankan dan banyak diminati tuturnya.
PJU Solar Cell.
Tak
hanya untuk nelayan dan PKL, lampu solar juga dirancang untuk lampu penerangan
jalan (PJU). Balitbang Jatim pun telah merekomendasikan seluruh SKPD
(satuan kerja perangkat daerah) Pemprov Jatim bakal menggunakan lampu PJU di
depan kantor masing-masing. "Kami telah bekerjasama dengan salah satu perusahaan research and
development asli dalam negeri yang memproduksi lampu solar cell. Setelah kami
uji dua tahun, hasilnya memang terbukti bagus dan berkualitas walaupun seluruh
komponen buatan lokal di Surabaya kata Priyo.
Sebelumnya, Balitbang mendapatkan sampel PJU solar cell dua unit untuk di pasang di halaman kantor. Dengan manfaat dan kualitas yang bagus, kini ia telah membeli lima unit baru, sehingga seluruh halaman kantornya menggunakan PJU solar cell.
la menuturkan, lampu ini bisa menyala otomatis mulai jam 6 sore hingga jam 6
pagi tanpa gunakan listrik karena daya didapat dari tenaga matahari yang
diserap oleh alat solar cell. Bahkan, lanjut dia, untuk mcnyalakan dan
mematikan lampu bisa gunakan sms dari ponsel.
"Setiap lampu punya nomor ponsel masing-masing dan password yang bisa diganti. Jadi lampu bisa dinyalakan kapanpun dan dimanapun. Ini pernah juga demonstrasikan pada Menristek saat di Pandaan Pasuruan dan direspon baik bahkan dibuktikan sendiri oleh pak menteri yang datang langsung ke kantor Balitbang ungkapnya.
Dengan keberhasilan tersebut, kini ia merekomendasikan agar seluruh SKPD menggunakan PJU solar cell. Untuk tahap awal, pihaknya telah mengajukan pada BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah) untuk membantu pembiayaan pengadaannya. "Saya sudah lapor pak gubernur dan beliau mendukung. Untuk pengajuan Pak Budi Setiawan (Kepala BPKAD Jatim) juga sudah setuju. Jadi tiap SKPD bisa ajukan surat kesana dan akan dibantu pendanaan. Tiap SKPD dapat jatah 5 unit lampu. Jika kurang ke depan bisa melakukan pengadaan sendiri," katanya.
Ia menegaskan, perlunya pengernbangan dan penerapan produk dalam negeri ini untuk menghargai hasil karya anak bangsa. Selain itu, kata dia, produk lokal berkualitas ini juga mengantisipasi produk impor asal China serupa yang tidak menutup kemungkinan masuk ke pasar Indonesia.
Produk yang dikembangkan PT Santini Lestari Energi Indonesia (SLEI) tersebut adalah pertama kali dan satu-satunya di Indonesia yang menggunakan solar cell tapi memakai baterai lithium ion. "Kalau lampu solar cell biasanya menggunakan aki, ini pakai baterai lithium seperti ponsel yang ditanam di dalam lampu. Jadi tidak akan bisa dicuri Dan lebih tahan kata Direktur PT SLEI", Sandy Hartono. Iampu PJU solar cell ini, ujar dia, hanya 40 watt menggunakan lampu LEDatau setara 150 watt lampu merkuri. Bahkan, lampu bisa tahan hingga 15 tahun, solar cell hingga 25 tahun dan baterai hingga 5 tahun. "Jika baterai rusak bisa beli sendiri dan harganya murah sekitar Rp 75 ribu". Bisa beli di pasar karena sama seperti baterai ponsel ujarnya.
Penggunaan lampu dari SLR ini telah diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. "Banyak wilayah yang belum teraliri listrik gunakan produk kami seperti di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua". Di Jatim sudah diujicoba di kantor Balitbang dan di Gedung Grahadi Surabaya tukasnya.
sumber : Potensi edisi 47: 24 november 2014
Komentar
Posting Komentar