PEMBUATAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL)


Kelompok Tani Segaran Ngunut bersama PPL Kec. Babadan
Dalam rangka program penguatan pangan, mutlak diperlukan teknologi pengelolaan tanaman pertanian yang benar-benar mutakhir dan sesuai dengan kondisi alam pada saat ini. Untuk menuju swasembada pangan dan kestabilan produksi pangan pemerintah melalui dinas pertanian dan instansi terkait melakukan berbagai progaram yang diperuntukkan kelompok tani. Satu dari sekian program pertanian yang diterima oleh kelompok tani adalah program SRI. Pada tahun ini kelompok tani SEGARAN Desa Ngunut adalah kelompok yang menerima program tersebut.

Menanam padi dengan benih muda (benih berumur 5-15 hari) dan persemaian dilakukan di media tertentu (etre) adalah awal dari teknis program SRI. Untuk perlakuan selanjutnya dalam menanam di hamparan sawah benih diatanam satu persatu, hal tersebut dimaksudkan untuk memangkas jumlah benih dan untuk selanjutnya agar produksi anak padi lebih maksimal. Dengan mengambil  lahan di wilayah Kidul Mbeji  seluas kurang lebih 20 Hektar pengurus dengan didukung  anggota kelompok diareal  tersebut  sudah berhasil menjalankan program penanaman tersebut.

Pada saat ini usia padi yang ternanam sudah berumur  kisaran 20 hari, perlakuan yang dilakukan saat ini adalah pemupukan dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk tersebut adalah satu paket dengan program SRI yang merupakan bantuan murni dari pemerintah. Melihat perkembangan tanaman yang ada memang teknis penanaman ini sangat bagus hasilnya, begitu disampaikan oleh Bpk. Muhdlori selaku ketua kelompok tani Segaran.Terlebih lagi dengan penggunaan pupuk organik (kompos) diharapkan akan dapat mengembalikan tingkat kesuburan tanah yang pada saat ini kondisi tanah sudah dalam  kondisi kritis. Hal tersebut terjadi karena pada waktu lalu petani cuma mengandalkan pupuk kimia dan penggunaanya sangat berlebihan.

Didasari keinginan untuk mengembalikan kesuburan tanah, pengurus kelompok mencoba mengajak anggota untuk bisa/mampu memproduksi pupuk organik sendiri dengan menggunakan limbah yang ada disekitar. Sebagai uji coba dibuat MOL (Mikro Organisme Lokal) dengan menggunakan bahan baku  pepaya, air kelapa, dan ditambah dengan gula kelapa.

Adapun komposisinya adalah:
  1. Pepaya masak/hampir busuk yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi 20kg
  2. Air kelapa 5liter
  3. Gula kelapa 2kg
Uji coba pembuatan MOL
 Bahan-bahan tersebut dihaluskan semua sampai lembut dan dicampur menjadi satu, untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam media yang kedap udara dan diberi selang untuk penguapan yang menggunakan botol aqua yang diisi air separuh (seperti dalam gambar). Dengan antusias semua mengikuti kegiatan tersebut dengan dipandu oleh Bpk.Warni dan Bpk. Zainul Afhar selaku PPL Kec. Babadan. Bahan tersebut akan jadi pupuk dan bisa digunakan setelah diproses dengan perlakuan tersebut selama 20 hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH BATORO KATONG dan PONOROGO

Ahmad Rony Yustianto, ST. Anak Ngunut yang sukses di Bisnis Property

KOLIQ AGUSDIANTO, SE PENGUSAHA ASLI PONOROGO