Cakruk Unik, "Landmark" Baru Desa Ngunut


KIM Batorokatong, Ponorogo - Saat memasuki wilayah Desa Ngunut dan melintasi gapura Jalan Syuhada, sekira 300 meter ke barat kita akan disajikan pemandangan yang cukup unik di sisi kanan jalan. Hal pertama yang muncul dalam benak adalah pertanyaan bangunan apakah itu? Namun setelah melihat papan nama akrilik di bagian depan bangunan, pertanyaan itu otomatis terjawab sudah.


Ya, itulah bangunan cakruk (gardu) poskamling milik RT 03 RW 01 yang belum lama ini diresmikan. Bangunan permanen yang didirikan di pinggiran jalan poros desa ini, tak ayal telah menjelma menjadi sebuah landmark baru di Desa Ngunut Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. 


Mengusung konsep bangunan modern nan minimalis, kesan pertama yang terlihat bukanlah tampilan cakruk konvensional seperti biasa ditemui di daerah lain. Melainkan tak ubahnya  tampilan perpaduan nuansa perkotaan dan pedesaan. Desain kekinian yang berlatar persawahan yang masih asri nan hijau.



Tri Saptono, Ketua RT 03 RW 01 menjelaskan, bahwa pembangunan cakruk sepenuhnya dikelola dan dikoordinir oleh pemuda (sinoman) RT, dengan didampingi oleh beberapa tokoh warga yang bertindak sebagai penasehat dan pengarah.

"Pembangunan cakruk ini sebenarnya wacana sejak lama, namun inisiasi untuk memulai pembangunan sepenuhnya diambil alih oleh para sinoman RT 03. Saya dan para warga, ngikut saja. Pembentukan panitia  melalui musyawarah warga RT dan setiap ada acara kerja bakti pasti panitia menginfokan kepada saya untuk diteruskan kepada warga," terang Tri Saptono saat ditemui tim KIM Batorokatong, Senin (22/08).

Sementara itu Arif Hadianto, Ketua Panitia Pembangunan menambahkan, bahwa desain yang dipakai adalah buah karya seorang arsitek muda asli Desa Ngunut. Awalnya ditawarkan 2 buah desain dengan budget 15 jutaan, dan yang disepakati adalah desain ini. Seiring berjalannya tahapan pembangunan, beberapa material dan struktur bangunan direvisi kembali hingga memakan biaya lebih.



 

Dana pembangunan berasal dari swadaya warga masyarakat berupa uang dan barang, serta ditambah ada beberapa donatur yang turut membantu. Diantaranya kamituwo Dukuh Ngunut 2, Ibu Kepala Desa, dan beberapa pengusaha besar dari dalam dan luar Desa Ngunut. Proses pembangunan sendiri tidak sepenuhnya bergantung pada pekerja profesional, namun juga melibatkan warga. Terutama saat ada pekerjaan yang memungkinkan dikerjakan dengan metode kerja bakti. Hal ini penting untuk melestarikan budaya gotong royong warga dan menularkan semangat kebersamaan kepada anak-anak muda.


"Kemarin setelah melalui berbagai rapat panitia dan berbagai pertimbangan, disepakatilah untuk memakai desain yang sekarang. Dan ternyata semakin kesini budget-nya meledak. Untungnya tidak begitu terasa karena beberapa material tidak beli, ada beberapa warga yang menyumbang. Ada juga yang tiba-tiba membelanjakan ini itu, atau menambahkan ongkos di beberapa tahapan pembangunan. Belum lagi sumbangan berupa konsumsi. Ditanya berapa total budgetnya, jika diuangkan ya kira-kira seharga motor N-Max lah. Hehe," terang Arif Hadianto dengan gesture khasnya.


Warga RT 03 sendiri dibandingkan dengan RT lain di satu dukuh, memang cukup didominasi oleh kaum muda. Bonus demografi yang tidak menghenankan jika melahirkan berbagai potensi.


"Ya, memang benar apa kata Pak RT bahwa anggota kepanitiaan mayoritas adalah kaum muda. Sinoman disini jumlahnya cukup banyak. Berhubung didominasi kaum millenial, nantinya cakruk ini tidak hanya diproyeksikan layaknya poskamling konvensional semata. Ke depan juga diharapkan menjadi pusat kegiatan pemuda. Entah nanti akan diisi dengan variasi kegiatan apa, kita lihat saja nanti. Kemarin sudah ada usulan untuk program jum'at berkah, pasar krempyeng, hingga kegiatan edukatif untuk anak-anak," tambah pria yang juga owner Toko Mandiri ini.


Tambahan informasi, warga RT 03 juga merutinkan sumbangan sukarela tiap hari seperti halnya di daerah lain. Kegiatan yang lazim disebut dengan "jimpitan" ini dikelola oleh pemuda RT. Dana yang terkumpul rutin dilaporkan tiap pekan, dan digunakan untuk berbagai kebutuhan lingkungan dan sosial kemasyarakatan. Terbaru, kemarin sebagian digunakan menghias lingkungan dan membeli umbul-umbul juga bendera inventaris RT untuk menyemarakkan momen peringatan HUT RI ke-77. Cakruk ini juga sudah diresmikan saat Malam 1 Muharram kemarin bersamaan dengan acara tirakatan Malam 1 Suro dan doa bersama untuk para leluhur warga RT 03, leluhur para donatur dan ahli waris tempat yang dijadikan lokasi pendirian cakruk.

Komentar

  1. Baca Captionya hasrat untuk ketawa saya kok serasa semakin menggelegar ya....kwkwkekek.....

    Yg paling menggelikan khususnya terkait dg dana pembangunan dan Donatur yg membantu yg terkesan pihak Desa sangat peduli dg berdirinya Cakruk tsb....kwkwkekek lucu luuuuurrrr....
    Padahal sama sekali tidak ada dukungan sama sekali yg mengatas namakan Pemdes Ngunut...

    Eeee begitu jadi Cakruknya kok Yo sibuk pencitraan ....
    Gek omong opoooooo.....????

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH BATORO KATONG dan PONOROGO

Ahmad Rony Yustianto, ST. Anak Ngunut yang sukses di Bisnis Property

KOLIQ AGUSDIANTO, SE PENGUSAHA ASLI PONOROGO