YANG TERABAIKAN



70 tahun sudah negeri kita merdeka. Sebagai ucapan syukur untuk memperingati kemerdekaan ini, berbagai cara pula masyarakat menyambut hari kemerdekaan negara kita. Mulai dari macam-macam lomba, perayaan dan lain-lain. Di kanan kiri jalan warna-warni umbul-umbul di pasang dan kerlap kerlip lampu hias disertakan pula. Sehingga semakin semarak dan meriah. Begitu antusias warga menyambut HUT RI yang ke-70 ini.
Namun, dibalik meriahnya umbul-umbul dan kerlap-kerlip lampu hias, lingkungan yang bersih tertata rapi, ada yang terlupakan oleh mereka. Bendera Pusaka MERAH PUTIH yang terlupakan.Ada sebagian masyarakat yang enggan mengibarkan-Nya. Entah dia lupa atau tidak punya atau masa bodoh. Yang menyedihkan ada sebagian warga mengibarkan bendera yang warnanya sudah pudar. Ada pula yang mengibarkan bendera dengan asal-asalan. Di ikatkan pada tiang sepucuk bambu yang bengkok.
Bendera lambang kebesaran negeri ini. MERAH PUTIH yang penuh arti.
Dahulu bendera MERAH PUTIH ini pertama kali di gunakan para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda setelah perang dunia ke-2 berakhir, kemudian Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera MERAH PUTIH sebagai bendera nasional. Sang MERAH PUTIH dijahit oleh Ibu Fatmawati istri Presiden Soekarno pada tahun 1944.
Kita hanyalah pewaris sang saka MERAH PUTIH ini, Pusaka yang seharusnya kita rawat dan kita hormati. Apabila di setiap kepala keluarga ( rumah ) mempunyai bendera merah putih dan di kibarkan pada HUT RI mungkin lebih meriah lagi.
Seharusnya pihak-pihak terkait mulai dari RT, RW, Desa, Kecamatan menghimbau pada warganya diwajibkan memiliki bendera MERAH PUTIH, mungkin sang MERAH PUTIH tidak terabaikan. Dan selalu di hormati sampai sepanjang zaman.
MERDEKA.....!!!! 
DIRGAHAYU NEGERIKU TERCINTA.

Penulis : Maulana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH BATORO KATONG dan PONOROGO

Ahmad Rony Yustianto, ST. Anak Ngunut yang sukses di Bisnis Property

KOLIQ AGUSDIANTO, SE PENGUSAHA ASLI PONOROGO